Setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai keunikannya masing-masing, salah satu contohnya adalah sidik jari. Sidik jari setiap manusia berbeda-beda, bahkan yang terlahir kembar identik pun memiliki pola sidik jari yang berbeda. Mengenali diri sendiri ternyata tidak begitu mudah karena memang potensi yang kita miliki terdapat dua sifat, yakni potensi yang rahasia dan yang tersembunyi, untuk yang rahasia boleh jadi kita sudah mengetahui potensi tersebut sedangkan orang lain tidak mengetahui, namun untuk yang tersembunyi inilah yang diri kita sendiri juga merasa kesulitan untuk mengetahui kebenaran potensi yang kita miliki. Namun jika pada suatu waktu akhirnya Allah membuka apa-apa yang tersembunyi tersebut, kita akan jauh mengenali diri kita sendiri sehingga memudahkan kita untuk menjalani tugas beramal sesuai karakteristik diri kita sendiri. Dalam firman Allah Al-Quran Surah Al Isra
قُلۡ كُلٌّ يَّعۡمَلُ عَلٰى شَاكِلَتِهٖؕ فَرَبُّكُمۡ اَعۡلَمُ بِمَنۡ هُوَ اَهۡدٰى سَبِيۡلًا (٨٤)
Katakanlah (Muhammad), "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS 17:84)
Manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang unik, dari sekian miliar manusia yang telah diciptakan tidak akan ditemukan bentuk diri yang sama, kita adalah pribadi yang berbeda dengan manusia sebelum kita, dan akan berbeda juga dari manusia setelah kita. Syakillah terkait dengan karakter diri mencakup cara kita berfikir, merasa, perilaku yang akan mempengaruhi diri untuk mengambil keputusan. Menurut Ustadz Nouman Ali Khan, seseorang yang memiliki syakilahnya mesti mencari sabilan (jalan hidup yang unik), syakillah juga dikaitkan dengan berbuat atau beramal. Sebagai manusia tentu hal utama yang kita laksanakan adalah penegakan aqidah, yang selanjutnya diikuti dengan ibadah mengikuti contoh Rasulullah, setelah itu kita akan menjalankan peran hidup masing-masing yang tentunya berbeda satu sama lain. Dalam beberapa hal tertentu manusia akan menemukan suatu hal yang ia merasa telah dibekali untuk menjalankan amanah ibadah tersebut, rasanya akan mudah saja untuk dijalankan karena memang sebenarnya Allah telah membekali manusia tersebut untuk melakukan ibadah tersebut. Sebaliknya, untuk beberapa hal tertentu manusia akan menemukan kesulitan untuk mengerjakan hal tersebut, meski ia sudah berusaha keras. Pada waktu tersebut manusia mungkin menanyakan dirinya apakah memang termasuk yang sudah berusaha keras, atau memang malas saja untuk melakukan suatu hal, padahal memang Allah menyiapkan bekal yang berbeda-beda untuk manusia, syakilah dan sabilan dalam hidupnya. Momen penting dalam hidup manusia adalah ketika ia mengetahui tujuan dari penciptaan dirinya di dunia ini.